the shipping news

saya membeli buku ini di pasar buku bekas. saya suka pasar buku bekas. banyak harta karun yang bisa didapat dengan harga yang mencengangkan. dulu, saya dapat leaves of grass-nya walt whitman versi orisinil (baca: tua dan sobek-sobek) dengan harga lima ribu saja dan saya bingung siapa yang dengan senang hatinya berpisah dengan si legenda dunia puisi Amerika itu. tapi ya, ada saja. Shipping News-nya Annie Proulx saya dapat dengan harga dua puluh ribu saja (bandingkan dengan Brokeback Mountain yang saya beli di Kinokuniya dengan harga sepuluh kali lipatnya padahal Brokeback Mountain itu tipisnya minta ampun).

saya pertama kali berkenalan dengan Annie Proulx lewat Brokeback Mountain. Filmnya bagus, saya jadi merasa harus membaca bukunya. Dari buku itu-Brokeback Mountain- saya suka Annie Proulx. Kalau Milan Kundera dengan pemahaman soal manusia yang sama ekstensif-nya bercerita tentang manusia kadang dengan nada nyinyir dan sarkastis, Annie Proulx seperti seorang ibu yang tahu kelakuan anak-anaknya dan memakluminya. Tulisannya liris, membuat saya ikut menangis, tapi juga pada saat yang sama penuh harapan. Seperti manusia.

Terus terang, di awal saya sempat terjebak dengan cover-nya yang tidak menarik (pepatah don't judge a book by its cover sungguh berlaku kali ini). Saya membeli buku itu karena hanya ingin membaca Annie Proulx yang lain. Ekspektasi saya rendah.

Tapi ternyata, seperti dengan banyak buku bagus lainnya, saya tidak bisa berhenti membaca. Dan kemudian saya baru tahu kalau buku ini yang membuat Annie Proulx memenangkan hadiah Pulitzer.

Tokoh utamanya adalah seorang antihero bernama Quayle. Tipikal orang yang mungkin tidak akan kita lirik saat bertemu di jalan. A wretch, a doormat. Pada umur 36, ia seorang jurnalis kelas kacang yang tidak punya masa depan, menikah dengan seorang perempuan yang tidak mencintainya yang bahkan tidak pernah mengurusi dua anaknya dari Quayle. Tidak ada yang mencintainya, bahkan orangtuanya. A complete loser. Saya rasa, kalau Van Gogh bisa menuliskan perasaannya, seperti itulah Quayle.

Hidupnya kemudian berubah karena beberapa kejadian. Orangtuanya yang sakit kemudian memutuskan bunuh diri. Istrinya yang meninggal dalam kecelakaan pada saat hendak lari bersama pacarnya setelah sebelumnya dia menjual kedua anaknya. Dengan bujukan bibinya, dan tawaran pekerjaan yang lebih stabil di sebuah kota kecil di Newfoundland, Quayle bersama kedua anaknya yang berhasil diselamatkan dari trafficking pindah ke kota itu, menempati sebuah rumah tua warisan orangtuanya.

Cerita kemudian beralih pada sebuah kota kecil yang beruratnadi pada pada para nelayan. Tentang alam yang tidak punya belas kasihan, akan tetapi selalu ada orang-orang berurat baja yang menantang dan memenangi pertarungan-atau percumbuan dengan alam. Tentang Shipping News, koran kecil dimana Quayle menjadi editornya. Tentang kehidupan. Dengan lirisnya Annie Proulx bercerita tentang betapa kita seringkali berpegangan pada ingatan yang bisa jadi menyesatkan. Quayle yang selalu mengingat istrinya dengan penuh kehangatan, walaupun pada kenyataannya sang istri tidak punya hati dan tidak pernah memperlakukannya dengan baik, dan ingatan itu membuatnya sulit untuk bergerak maju.

Seperti kata Sartre, hell is other people. Kita hidup di dalam lingkaran setan pandangan orang lain. Ketika semua orang mengatakan pada Quayle bahwa dia bukan apa-apa dan tidak akan menjadi apa-apa sejak dia kecil, dia mempercayainya. Dia percaya bahwa dia tidak berarti dan bersikap seperti itu. Ketika orang lain memperlakukannya seperti sampah, dia berterimakasih karena setidaknya orang itu mau berinteraksi dengannya. Kita percaya that we deserved to be treated second best. Luka psikologisnya akan menganga sepanjang usia. Bahkan ketika ada orang yang dengan tulusnya memperlakukan kita dengan baik atau mempercayai bahwa kita bisa melakukan banyak hal, kita tidak ingin mempercayainya. That we deserved it.

Tapi seperti kata Annie Proulx, heart have its hope. Hati mungkin seperti pagar yang ditimbun paku, walaupun semua paku kemudian dibuang bekasnya akan tetap menempel. Tapi hati juga punya kemampuan self-healing yang akan membuat bekas paku itu tertutupi oleh rasa baru.

Heart have its hope. Never ever believe that you deserved second best. Everybody deserved to be treated kindly. Even Quayle. And you and me.

Dan di dinginnya New Foundland menjelang salju berguguran, dengan perahunya yang baru, dua anak yang dicintai dan mencintainya, Quayle belajar bahwa manusia selalu punya harapan. Bahwa dia punya kekuatan karakter yang selama ini dia tidak pernah tahu. Bahwa dia selalu tulus mencintai, walaupun tidak selalu dicintai. Dan ketika bertemu dengan orang-orang yang melihat ketulusan itu, dunia pun menjadi sebuah dunia yang berbeda.

Comments

  1. liebedich_Sehr@yahoo.comJanuary 24, 2012 at 8:20 PM

    mbak, aku mau dong novel nya :) dijual ga ?:D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts